Teknik Komputer dan Jaringan

3/Technology/post-list

Kelas XI - Sistem Komunikasi Satelit

 

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT


Satelit adalah benda di angkasa yang bergerak mengelilingi bumi menurut orbit tertentu. Sistem komunikasi satelit dapat dikatakan sebagai sistem komunikasi dengan menggunakan satelit sebagai repeater. Satelit berfungsi sebagai repeater aktif dimana pada satelit terjadi proses penguatan daya sinyal yang diterima dari bumi dan proses translasi frekuensi untuk kemudian memancarkannya kembali frekuensi yang berbeda ke stasiun bumi penerima Jalur pada setiap kanal dari antena penerima ke antena pemancar didalam satelit disebut sebagai transponder satelit. Selain sebagai penguat sinyal, transponder juga berfungsi sebagai isolasi terhadap kanal RF (Radio Frequency) lainnya. Untuk memberikan daya keluaran, transponder juga menggunakan suatu sistem penguat yang disebut TWTA (Travelling Wave Tube Amplifier) atau SSPA (Solid State Power Amplifier). Satelit BRISAT menggunakan frekuensi C-Band (4-6 GHz). Selain C-Band ada juga Ku-Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang berbeda antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi yang tinggi digunakan untuk Uplink (5,925 sampai 6,425 GHz), frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk Downlink (3,7 sampai 4.2 GHz).

Ditinjau dari daerah cakupannya satelit dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 

 1. LEO (Low Earth Orbit) 

Satelit ini mengorbit pada ketinggian 500-1500 km dari permukaan bumi. Dengan ketinggian ini, satelit dapat digunakan untuk komunikasi suara tanpa menimbulkan delay propagasi dan power yang digunakan juga relatif kecil. 

    Low Earth Orbit atau LEO mempunyai tiga jenis kategori, yaitu sebagai berikut :

    a. Little LEO, yang beroperasi pada frekuensi 800 MHz atau 0.8 GHz.

    b. Big LEO, bekerja pada frekuensi 2 GHz ke atas.

    c. Mega LEO, beroperasi pada frekuensi 20 sampai 30 GHz

2. MEO (Medium Earth Orbit) 

Satelit ini mengorbit pada ketinggian antara 9000-20000 km dari permukaan bumi. Satelit ini memiliki cakupan yang lebih sempit dan memiliki delay yang lebih kecil dibandingkan GEO. 

3. GEO (Geosynchronous Earth Orbit) 

Satelit ini mengorbit pada ketinggian ± 36000 km dari permukaan bumi. Dengan ketinggian tersebut diperlukan waktu 0.25 detik untuk mentransmisikan sinyal. Satelit ini disebut juga Geosynchronous karena waktu yang dibutuhkan satelit untuk mengitari bumi sama dengan waktu bumi berotasi pada porosnya. Jangkauan satelit ini dapat mencapai 1/3 luas permukaan bumi. 

Kekurangan dari satelit ini adalah membutuhkan Power dan Delay yang besar untuk mentransmisikan sinyal. 

 Jenis – jenis Orbit Satelit  

Ada  posisi dasar orbit, tergantung posisi relatif satelit terhadap bumi : 

1. Geostasioner (geostationary). Orbit ini juga dikenal sebagai geosynchronous atau synchronous. Ketinggian orbit ini kira-kira 22.223 mil atau 1/10 jarak ke bulan. Jalur ini juga dikenal sebagai ”tempat parkir satelit”, sebab begitu banyak satelit, mulai dar satelit i cuaca, satelit komunikasi hingga satelit televisi. Akibatnya, posisi masing-masing harus tepat agar tidak saling menginterferensi sinyal. Penerbangan Space Shuttle yang terjadwal, menggunakan yang lebih rendah yang dikenal dengan asynchronous orbit, yang berada pada ketinggian rata-rata 400 mil (644 km). Berikut detil dari orbit satelit

2. 70 -1.200 mil (asynchronous orbits) : digunakan oleh satelit pengamat, yang biasanya mengorbit pada 300 -600 mil (470-970 km), berfungsi sebagai fotografer. Misalnya satelit Landsat 7, ia bertugas untuk pemetaan, pergerakan es dan tanah, situasi lingkungan (semisal menghilangnya hutan hujan tropis), lokasi deposit mineral hingga masalah pertanian; satelit SAR (search-and-rescue) juga disini, dengan tugas menyiarkan ulang sinyal-sinyal darurat dari kapal laut atau pesawat terbang yang dalam bahaya; Teledesic, yaitu satelit yang di-backup sepenuhnya oleh Bill Gates, memberikan layanan komunikasi broadband (highspeed), dengan sarana satelit yang mengorbit pada ketinggian rendah (LEO, Low Earth Orbiting).

3. 3.000 -6.000 mil (asynchronous orbits) : digunakan oleh satelit sains, yang biasanya berada pada ketinggian ini (4.700 -9.700 km), dimana mereka mengirimkan data-data ke bumi via sinyal radio telemetri. Satelit ini berfungsi untuk penelitian tanaman dan hewan, ilmu bumi, seperti memonitor gunung berapi, mengawasi kehidupan liar, astronomi (dengan IAS, infrared astronomy satellite) dan fisika.

4. 6.000 -12.000 mil (asynchoronous orbits) : satelit GPS menggunakan orbit ini untuk membantu penentuan posisi yang tepat. Ia bisa digunakan untuk kepentingan militer maupun ilmu pengetahuan. 

5. 22.223 mil (geostationary orbits) : digunakan oleh satelit cuaca, satelit televisi, satelit komunikasi dan telepon.

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Calendar Widget by CalendarLabs