Saat mendapatkan kebahagiaan perasaan dan jiwa kita menjadi kuat, emosi positif kita meningkat. Energi kita bertambah dua kali lipat, rasa lelah akan terhilangkan oleh perasaan yang sangat bahagia. Sel-sel dalam tubuh kita tumbuh dan berkembang, menambah kepercayaan diri dan meningkatkan gairah hidup.
Namun disaat kita mendapat sesuatu yang mencederai hati dan perasaan kita, baik itu sebuah kegagalan, kehilangan ataupun hal buruk yang lainnya, maka jiwa kita akan melemah.Emosi negativ kita akan tertumpah, kegundahan, kegalauan, bahkan air mata menjadi terurai sebagai wujud dari kelemahan bhatin kita.
Yah..., semua itu adalah manusiawi.
Kekuatan jiwa kita kadang kuat dan kadang melemah karena faktor-faktor tersebut. Maka marilah kita dan saya sebagai penulis juga belajar untuk mengendalikan emosi dalam diri kita. Pada saat kita mendapatkan suatu kebahagiaan janganlah kita berlebihan dalam mengungkapkannya, ucapkan "Allhamdulilah" sebagai wujud syukur atas kebahagiaan yang telah dikasih oleh sang maha mulia. Kemudian aplikasikan dengan saling berbagi kebahagiaan berupa menyisihkan rezeki yang kita dapat untuk orang-orang yang dalam kekurangan.
Kemudian pada suatu waktu kita mendapat kenyataan pahit yang menyakitkan perasaan dan jiwa, mungkin ini adalah suatu ujian bagi kita. Musibah dan segala apapun yang membuat hati dan jiwa kita menderita, hadapilah dengan sekuat-kuatnya. Cobalah untuk merenung dan mengendalikan perasaan, sehingga emosi kita tidak berlebihan. Betapapun sulit kita untuk menghadapinya, janganlah menyerah teruslah berdoa, berusaha agar kesulitan itu segera dapat dilaluinya.
Kita boleh bersedih, kita boleh menangis, tapi jangan larut dalam kesedihan itu. Hidup terus berjalan, menata diri untuk menjadi manusia yang siap mental itu lebih baik.
Kendalikan emosi diri, jangan terlalu berlebihan dalam menghadapi suatu hal, karena semua yang ada di dunia ini hanya sementara dan akan kembali ke Maha Penciptanya.
Namun disaat kita mendapat sesuatu yang mencederai hati dan perasaan kita, baik itu sebuah kegagalan, kehilangan ataupun hal buruk yang lainnya, maka jiwa kita akan melemah.Emosi negativ kita akan tertumpah, kegundahan, kegalauan, bahkan air mata menjadi terurai sebagai wujud dari kelemahan bhatin kita.
Yah..., semua itu adalah manusiawi.
Kekuatan jiwa kita kadang kuat dan kadang melemah karena faktor-faktor tersebut. Maka marilah kita dan saya sebagai penulis juga belajar untuk mengendalikan emosi dalam diri kita. Pada saat kita mendapatkan suatu kebahagiaan janganlah kita berlebihan dalam mengungkapkannya, ucapkan "Allhamdulilah" sebagai wujud syukur atas kebahagiaan yang telah dikasih oleh sang maha mulia. Kemudian aplikasikan dengan saling berbagi kebahagiaan berupa menyisihkan rezeki yang kita dapat untuk orang-orang yang dalam kekurangan.
Kemudian pada suatu waktu kita mendapat kenyataan pahit yang menyakitkan perasaan dan jiwa, mungkin ini adalah suatu ujian bagi kita. Musibah dan segala apapun yang membuat hati dan jiwa kita menderita, hadapilah dengan sekuat-kuatnya. Cobalah untuk merenung dan mengendalikan perasaan, sehingga emosi kita tidak berlebihan. Betapapun sulit kita untuk menghadapinya, janganlah menyerah teruslah berdoa, berusaha agar kesulitan itu segera dapat dilaluinya.
Kita boleh bersedih, kita boleh menangis, tapi jangan larut dalam kesedihan itu. Hidup terus berjalan, menata diri untuk menjadi manusia yang siap mental itu lebih baik.
Kendalikan emosi diri, jangan terlalu berlebihan dalam menghadapi suatu hal, karena semua yang ada di dunia ini hanya sementara dan akan kembali ke Maha Penciptanya.